clickblue

Popup kumpul bloger

adzseven

Propellerads

Make Money

Selasa, 27 Juni 2017

Menggambar wajah

https://youtu.be/HJnOd6CoNK8

Jumat, 07 April 2017

Rabu, 29 Maret 2017

TUTORIAL MENGGAMBAR MATA DENGAN PENSIL




TUTORIAL MENGAMBAR MATA DENGAN PENSIL
Sebelum kita menggambar sebaiknya kita persiapkan alat menggambar kita, seperti kertas, pensil (HB, 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, 7B, 8B, 9B, dan EE) Penghapus peraut pensil. Agar mempermudah kita dalam mengerjakan gambar. Disini saya akan pandu teman teman dalam menggambar mata dengan pensil agar tampak realis. Selama temen temen mengikuti langkah demi langkah insyaAllah temen-temen akan bisa menggambar secara realis.



1.       Langkah pertama, Kita membuat gambar seperti daun tanpa tangkai.seperti pada contoh




2.       Langkah Kedua, kemudian gambar tampak daun tersebut kita beri Lingkaran ditengah untuk menentukan pupil mata, dan beri garis lipatan mata diatas gambar daun (lihat contoh dibawah.




3.       Setelah kita membuat sket secara lengkap kemudian kita petakan arsiran agar memudahkan kita dalam finishing ( lihat contoh)

  

  

4.       Kemudian kita tebalkan arsiran sedikit demi sedikit hingga membentuk volume

  


5.       Setelah terbentuk volumenya kita perjelas dan kita tebalkan dan di buat tambah detail seperti  dan dibawah kelopak mata atas lebih kita gelapkan agar mata lebih terlihat sendu atau mata terlihat lebih tedih lihat contoh



   

6.       Terakhir setelah pembentukan dan pengasiran selesai, kita beri sentuhan sinar agar lebih hidup. Dan supaya mata agar lebih tampak berkaca maka kita hapus sedikit pada pupil mata hingga kepingir dengan haposan horizontal sedikit lengkung ( seperti contoh)

    

  
  

SELAMAT MENCOBA
Berapa putaran Zahra harus mengayuh Sepeda Kesekolah  ?

Zahra pergi kesekolah dengan naik sepeda, Zahra menempuh waktu  15 menit dengan kecepatan 15 km /jam.  Sepeda Zahra memakai roda dengan diameter 17 inci. Dengan memakai  ger belakang mempunyai 18 gigi dan ger depan 54 gigi.


Jawab  :


Rabu, 15 Maret 2017

NAMA HEWAN DILINDUNGI DI INDONESIA


Nama Nama hewan langka yang dilindungi di Indonesia

No.
Nama hewan langka
Nama latin
1.
Merak jawa
Pavo muticus
2.
Harimau sumatera
Panthera tigris sumatrae
3.
Komodo
Varanus komodoensis
4.
Cendrawasih
paradisaeidae
5.
Elang flores
Spizaetus floris
6.
Orang utan sumatera
Pongo abelii
7.
Orang utan Kalimantan
Pongo pygmaeus
8.
Jalak bali
Leucopsar rothschildi
9.
Rusa bawean
Axis kuhlii
10.
Gagak banggai
Corvus unicolor
11.
simakobu
Simias concolor
12.
Tarsius siau
Tarsius tumpara
13.
Penyu hijau
Chelonia mydas
14.
Tapir
Tapirus indicus
15.
Harimau jawa
Panthera tigris sondaicus
16
Bekantan
Nasalis larvatus
17.
Badak jawa
Rhinoceros sondaicus
18.
Burung Rangkong
Bucirotidae
19.
Beo nias
Gracula religiosa robusta
20.
Celepuk siau
Otus siaoensis

Sabtu, 11 Februari 2017

ZAMRUD KATULISTIWA

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa.
Indonesia memiliki batas-batas wilayah yang menjadi pemisah antara wilayah indonesia dan wilayah Negara lain. Batas wilayah Indonesia yang berhubungan dengan wilayah lain di 4 arah mata angin adalah sebagai berikut

Selasa, 07 Februari 2017

Kepulauan Raja Ampat


            Raja Ampat memiliki sumber daya alam nonhayati yang terdiri atas 610 pulau, empat diantaranya merupakan pulau besar. Hanya 12,89% pulau yang berpenghuni, sedangkan pulau lainnya tidak berpenghuni, dan sebagian besar belum memiliki nama. Terdiri atas gugusan pulau berbagai bentuk, wilayah perbukitan, pantai dengan pasir putih, dan hutan, serta goa di dalam laut. Dari seluruh pulau dengan luas wilayah sekitar 46.000 km2, 12,9% berupa daratan dan sisanya lautan.

Senin, 06 Februari 2017

Rahasia angka 9

RAHASIA ANGKA 9
Jumlah Hasilnya juga 9
Angka satuan jika dikalikan 9 jumlahnya 9
1 x 9    =               9 ……jumlah 9
2 x 9    =          1  8……jumlah 9
3 x 9    =          2  7……jumlah 9

4 x 9    =          3  6 ……jumlah 9

Minggu, 05 Februari 2017

Malam Terindah

Malam Terindah

Karya ALFI HUSNA ASSALWA 2017

     
     Hari ini adalah hari yang penting bagi seorang anak , Hilda Miftah Syahidah begitulah namanya , panggil saja Himi. kenapa ini hari penting bagi Himi ? karna hari ini tanggal 21 november , hari ulang tahunnya, setiap ulang tahunnya pasti selalu dirayakan , walaupun umurnya sudah 8 tahun, pasti akan tetap dirayakan, mungkin karna Himi anak tunggal jadi ia dimanjakan.
     Pagi ini Himi melompat lompat di atas kasur birunya, senang, itulah perasaan Himi pagi ini, Himi bergegas mandi dan mengenakan dress putih berlengan pendek dan jaket biru muda lalu flat shoes biru yang mempermanis penampilannya, minggu pagi ini Himi mempunyai jadwal  marching band, dia memiliki peran sebagai pemain pianika, Himi bergegas turun dari kamarnya setelah memakai kacamata minus miliknya dan mengenakan tas selempang bergambar teddy bear, Himi pergi menuju ruang makan, disana sudah ada mama dan papanya, Himi duduk disebelah mama “ma, hari ini ada acara penting nggak ya.?“
Tanya Himi, berusaha mengingatkan mamanya “nggak ada sayang memang kenapa ?“  mama Himi balik bertanya, “em…. nggak ada apa apa kok ma“  Himi agak kecewa mama tidak ingat ulang tahunnya, padahal jika Himi lupa ulang tahunnya sendiri, mama yang mengingatkan, sebenarnya ada apa ya? mama dan papa hanya tersenyum misterius “aku berangkat ma, pa“  teriak Himi dari pintu pagar, Himi berangkat dengan sepeda biru miliknya, dalam hati Himi terus bertanya Tanya, ada apa ya? Mengapa mama lupa hari ulang tahunku.
     Kemudian dikelas, Himi terus memikirkan kejadian yang terjadi di ruang makan, sehingga  Himi tidak fokus padahal biasanya ia adalah anak yang paling semangat kalau belajar nada–nada lagu “Himi, ada apa ?“  Tanya Rita, “eh, em … nggak ada apa-apa kok“  jawab Himi “bener…nggak ada apa-apa, kalau sakit minta izin aja sama kak Farah“  saran Rita “bener nggak ada apa-apa” jawab Himi, akhirnya Himi memutuskan mengambil kotak buku diary miliknya dan mengambil kunci kotak diary miliknya, setelah kotaknya terbuka, Himi mengambil pena dan mulai menulis.


Dear diary                                                             21 desember

Hari ini adalh hari yang sangat penting tapi mereka yang kusayangi

Tidak mengingat hari ini, ah harusnya aku bisa mengambil positif

Dari kejadian yang kualami, aku harus bisa menerima semua cobaan

Ini, aku harus percaya dibalik kesedihan ada kebahagiaan



~ Himi ~
   
 Tulisan demi tulisan Himi bubuhkan pada buku diary miliknya, setelah menulis Himi merasa sedikit lebih lega, tanpa terasa waktu berjalan bel pulang berbunyi, Himi segera memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan beranjak pulang setelah pamit dengan kak Farah, Himi tidak langsung pulang setelah bel berbunyi melainkan pergi ke halaman belakang sekolah, kemarin ada brosur yang menyatakan akan ada bazaar buku di halaman belakang sekolah, Himi memang hobi baca buku, karna baginya buku adalah sumber ilmu, di bazaar buku jenis bukunya macam-macam mulai dari karangan fiksi, cerpen, majalah anak, cergam, novel, pelajaran dan banyak lagi, saat sampai di salah satu toko, Himi tertarik pada sebuah buku, Himi membenarkan posisi kacamatanya agar tidak salah baca, ternyata benar buku novel  itu berjudul `indahnya hari bersama ibu ‘ Himi tersenyum lebar melihat buku itu, Himi mengambil buku novel itu dan mengambil beberapa buku pelajaran, lalu membayarnya  kepada seorang kakak cantik yang memakai name tag bertuliskan Amira, setelah membayar buku buku yang ia beli, Himi memasukkannya ke dalam tasnya lalu bergegas menyambar sepedanya, lalu mengayuh sepedanya menuju rumahnya yang berjarak tidak jauh dari sekolah.
     Sesampainya di rumah Himi masuk ke rumah sambil mengucap salam                                            “assalammualaikum ma… pa…“  Himi duduk di sofa ruang tamu sambil mengeluarkan buku  novel yang tadi ia beli, Himi memandangi buku itu lamat-lamat, membolak balik buku itu lalu beranjak masuk ke kamarnya yang ada di lantai dua, setelah menaruh tas, Himi mengganti bajunya dengan blus biru pastel dengan pita biru di bagian belakangnya  dan celana biru muda, Himi duduk di meja belajarnya, walaupun buku itu tadi menarik perhatiannya, Himi tidak membacanya dan malah menyimpannya di rak buku,  dia sedang tidak ingin membaca, Himi duduk di pinggir kasurnya, tiba-tiba Himi teringat sesuatu, dimana mama dan papa ?, Himi bergegas turun dan bertanya pada mbak Dian, asisten rumahnya, “mbak, mama sama papa dimana ya ?“  Tanya Himi “oh, tadi pergi Himi, nggak tau kemana“  jawab mbak Dian sambil mengangkat pundaknnya, Himi manggut-manggut, hari ini banyak yang aneh, kalau dipikirin nanti malah pusing tapi kalau tidak dipikirin malah bingung,  “ Himi nggak makan dulu, nanti sakit kalau nggak makan“  mbak Dian menyuruh Himi makan, kalau nggak makan nanti sakit , mendengar saran mbak Dian, Himi hanya tersenyum sambil mengangguk lalu beranjak pergi ke ruang makan .
     Selesai makan Himi pergi ke ruang keluarga, menonton televisi, hari ini ada kartun kesukaannya Tom & Jerry, jam menunjukkan pukul sepuluh, Himi mematikan televisi lalu beranjak ke kamarnya, belajar itulah yang akan Himi lakukan atau mungkin hanya akan membaca buku-buku koleksinya, saat sampai di kamar tiba-tiba ada klakson berbunyi, Himi mengira itu mama dan papanya, Himi bergegas turun dari lantai dua, lalu melihat seorang gadis berambut panjang masuk ke dalam rumahnya, itu adalah Desi sepupu Himi  “assalammualaikum“  salam Desi langsung disambut oleh Himi “waalaikumsalam“  jawab Himi sambil menuruni tangga dan berpelukan dengan Desi untuk melepas rindu, jelas rindulah, Desi berkunjung ke rumah Himi hanya sebulan sekali, karna harus belajar setiap hari, ( ya kan siap-siap untuk ulangan harian , yang setiap minggu ada ) tapi enak soalnya kalau berkunjung, Desi bakalan menginap di rumah Himi, “kak Himi gimana ulangannya bagus nggak nilainya, atau kecil-kecil semua“  Desi tertawa, mereka sudah lama tidak bisa tertawa selepas ini “ya nggak dong kak Himi kan lebih pinter dari kamu Desi atau jangan jangan kamu yang nilainya jelek“  Himi menjawab seraya menggoda Desi, mereka tertawa bersama, tawa yang penuh kebahagiaan.
     Suara tawa terdengar memenuhi ruangan, itu adalah tawa Himi dan Desi, mereka sekarang sedang bermain menggambar orang yang sedang bergaya lucu, Himi menggambar anak kecil yang sedang menangis karna balonnya terbang tinggi, Desi menggambar anak kecil tertawa karna es krimnya jatuh ke wajahnya, “eh ngomong ngomong gambar kak Himi mirip kayak kak Himi waktu kecil“  tawa Desi pecah saat melihat wajah Himi memerah, dulu memang pernah saat jalan jalan Himi beli balon eh balonnya lepas, Himi nangis, so fun  “eh Desi ikut aku yuk, ke taman belakang rumah“  Desi mengangguk tanda setuju, setelah membereskan peralatan menggambar mereka turun ke lantai satu dan berlari ke belakang rumah  “kita mau ngapain di sini kak Himi?“  Tanya Desi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal  “aku bosen Desi di kamar, gimana kalau kita main sama titu dan tuto, itu loh sepasang  kelinci imut imut“  jawab Himi sambil membuka kandang kelinci, mengeluarkan dua kelinci lucu hadiah ulang tahunnya umur 6 tahun, yang satu putih bersih yang satu ada totol hitam di badannya, pokoknya imut imut .
     Kelinci itu mencari cari bau wortel yang lezat, hidungnya mengendus endus gemas sekali kalau melihatnya, Himi dan Desi sudah sibuk bermain dengan kelinci itu, karna wortelnya nggak ketemu ketemu, akhirnya kelincinya lompat masuk ke dalam kandang  “kak aku capek, masuk yuk“ Desi mengeluh, Himi mengangguk dia juga capek, Himi dan Desi berlomba lomba masuk ke dalam rumah hasilnya nggak ada yang menang nggak ada yang kalah mereka jatuh bersama sama di atas sofa empuk, Himi beranjak masuk ke dapur mengambil dua gelas milk shake strawberyy, hmm lezat, saat sampai di ruang keluarga, Himi hanya bisa melongo melihat Desi sudah tidak ada di tempat duduknya, Himi menaruh milk shake itu di atas meja, matanya menyapu sekeliling ruangan, tidak ada tanda tanda ada Desi,  “Desi, Desi… ih dimana anak itu“  Himi menggerutu karna tidak kunjung menemukan Desi, saat Himi naik ke lantai dua dan mau membuka pintu kamarnya, tiba tiba “Dorr !!“  Desi berhasil mengagetkan Himi “Ih.. kesini kamu dasar anak nakal !”  alhasil mereka bermain kejar kejaran di kamar itu .
     Jam menunjukkan pukul 4 sore, saatnya Himi memberi makan kelincinya, Himi membuka kulkas mengambil wortel segar dan kangkung, setelah menutup kulkas Himi beranjak keluar dari dapur lewat pintu belakang, tidak ada Desi, tidak ada tawa, Desi tadi marah dan pergi ke kamar tamu setelah diceramahi Himi panjang lebar apa lagi ceramahnya sambil marah marah, tentu saja Desi sebal dan pergi mengurung diri di kamar tamu yang terdapat di lantai satu, saat Himi memberi makan kelincinya, Himi terpeleset di tanah basah, bajunya kotor, badannya kotor, kacamatanya kotor, untungnya sayuran yang akan di berikan kepada kelinci tidak kotor, setelah memberi makan kelincinya Himi pergi ke kamar mandi lewat pintu belakang, kalau lewat pintu depan nanti kotor dong, Himi mandi dan mengenakan baju putih panjang selutut yang diberi motif bunga bunga biru, tiba tiba mama dan papa Himi pulang,  “assalammualaikum Himi“  mama mengucap salam sambil memanggil Himi “waalaikumsalam“  Sahut Himi  “Himi mana Desi, tadi tante Kirana bilang  Desi datang hari ini“ Tanya mama “ada ma, tadi dia ngambek karna aku marahin, jadi dia masuk kamar  tamu “ jawab Himi “kenapa kamu marahin ?“ Tanya mama sambil duduk di sofa yang berada di samping Himi  “habisnya sih dia mengagetkan aku, kalau aku jantungan gimana, bahaya kan“  jawab Himi sambil memasang wajah murung, dia sebenarnya agak merasa bersalah karna tadi melihat wajah Desi yang hampir menangis , “ya nggak sampai gitu kali“  jawab mama yang beranjak naik ke lantai atas, Himi menonton film kartun upin & ipin sambil murung tangannya menyangga wajahnya yang manyun, Himi melirik jam sekilas, jam 5, himi naik ke kamar, merebahkan diri di kasur birunya, mengingat ingat kejadian yang terjadi hari ini, kilasan kejadian di ruang makan tadi pagi mampir ke pikirannya, Himi ingin bertanya kepada mama tapi tidak memiliki keberanian, Himi duduk di meja belajar mengambil buku yang tadi ia beli di sekolah, membukanya lalu perlahan membacanya, setelah membaca bab pertama, matanya berkaca kaca, sebesar itukah kasih sayang ibu, bab pertama menceritakan tentang hari hari seorang anak yang berada di panti asuhan, berubah drastis ketika ia di adopsi oleh seorang ibu kaya raya yang tidak memiliki anak, hari harinya berubah dari hari yang murung menjadi hari yang indah, sang ibu siap berkorban demi anak yang diadopsinya, suatu hari sang anak sakit dan diagnosa dokter menyatakan kalau sang anak menderita penyakit gagal jantung, sang ibu rela memberikan jantungnya kepada anak itu dan memberikan sepucuk surat yang isinya benar benar menyentuh, di dalam surat itu sang ibu mengatakan dari relung hatinya bahwa ia memang benar benar menyayangi anaknya dengan tulus, apapun rela ia lakukan demi anaknya, Himi menganggap bahwa itu adalah salah satu dari sekian banyak contoh dari cinta ibu, Himi menyeka matanya yang basah lalu menutup dan menyimpan buku novel yang baru saja ia baca, lalu Himi mengambil tas miliknya dan mengeluarkan sebuah kotak yang berisi buku diary-nya setelah mengambil kunci dan membukanya, Himi mulai menulis.
Dear diary                                                                             21 desember

Hari ini aku banyak belajar tentang kasih sayang seorang ibu, ternyata ibu

tidak hanya memberikan kasih sayang tapi juga pengorbanan yang besar demi

anaknya , mungkin itu hanya sedikit dari pelajaran yang bisa kuambil dari

buku yang kubaca , mungkin saat aku selesai membaca buku itu aku bisa

mempelajari lebih banyak tentang kasih sayang seorang ibu

~ Himi ~
                         
     Tulisan demi tulisan Himi hayati sambil mengingat semua kesalahannya kepada mamanya, juga kepada … Desi !!, ya ampun, Himi melirik jam, setengah enam, lama sekali Desi marah kepadanya, kan cuma diceramahi  kok marahnya lama banget, Himi menutup buku bukunya, setengah berlari ke lantai satu, pintu coklat itu ada di hadapan Himi, pintu tempat Desi mengurung diri, setelah mengumpulkan keberanian, Himi memberanikan diri mengetuk pintu itu  “Desi … Desi , kamu masih marah ya“  tanpa disangka Desi membuka pintu dan menjawab Himi “nggak kok , aku tadi ketiduran, baru aja bangun, habis mandi“  jawab Desi sambil nyengir, Himi hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan Desi, kirain kenapa, eh taunya tidur, “ya sudah , kakak minta maaf , kamunya jangan ulangi lagi ya“  Himi mengulurkan tangan mengajak berdamai,  “iya, nggak apa apa, aku janji kok nggak ulangi lagi, kan tadi aku lagi bosan, jadi cari hiburan“  Desi menyambut uluran tangan Himi dengan disertai tawa, “ya tapi nggak usah ngerjain orang“  Desi cuman nyengir dengar kata kata Himi, “aku boleh masuk ya kita main di dalam kamar tamu aja“  Himi memberi usul yang menurutnya Desi pasti setuju  “eh, nggak usah kak Himi kita main di luar aja, di dalam berantakan“  Desi menghalangi Himi yang hendak masuk ke dalam kamar tamu, “ya sudah deh kita main di luar, tapi jangan di teras udah malam“  Himi percaya aja, sebenarnya agak curiga sih, tapi kalau protes nanti Desi marah lagi, Desi berjalan mengikuti Himi yang berjalan lebih dulu menuju ruang bermain,                                            “hmm… main apa ya ?“  Tanya Desi, “gimana kalau main congklak“  usul Himi, “boleh deh“  jawab Desi sambil beranjak mengambil congklak, congklak merah dengan bebatuan biru itu adalah mainan kesukaan Himi, tluk .. tluk .. tluk .. bunyi congklak yang berpindah pindah tempat, bagai irama lagu yang indah, “yeay .. aku menang“ sorak Himi sambil mengangkat tangan tinggi tinggi,  “ih.. kalah terus“  Desi merengut, jelas kalah dong .. Himi kan paling jago main congklak, udah berkali kali menang, allahuakbar … allahuakbar …, azan maghrib berkumandang, “shalat yuk, sudah maghrib“ ajak Himi, Desi mengangguk, lantas mengambil mukenanya yang berada di kamar tamu, setelah berwudhu Desi pergi ke kamar Himi untuk shalat bersama “sudah wudhu ?“  Tanya Himi, Desi mengangguk, mereka shalat bersama di kamar yang hening ini .
Pukul 07.00 malam, Himi dan Desi sedang belajar Bahasa Inggris, mereka berlatih percakapan Bahasa Inggris, kita lihat yuk “Hello, what is your name ?“  wah, Himi mengucapkan dialognya dengan benar, sekarang giliran Desi “Hi, my nomi is Himi“  Desi juga benar dalam mengucapkan dialognya, tapi kok kayaknya ada yang salah, apa ya, Tanya Himi yuk “salah, bukan gitu tapi ‘ My name is Desi `”  tukas Himi sambil menirukan dialog Desi “cantik, makan malam dulu yuk“  mama tiba tiba masuk ke dalam kamar Himi “ok“ jawab Himi dan Desi bersamaan, Himi mama dan Desi bersamam sama menuruni tangga menuju ke ruang makan, tangga kayu jati itu berderap derap saat mereka melangkah menuruni tangga, di ruang makan mbak Dian dan papa sudah menunggu, “menu makan malam hari ini, nasi putih, cumi-cumi goreng dan sayur bayam untuk minumnya air putih tapi khusus untuk anak anak minumnya susu milo, selamat makan”  mbak Dian tersenyum lebar sambil mempersilahkan kami makan, Himi dan Desi makan dengan lahap, Desi menatap mama dan papa Himi lalu tersenyum, mama dan papa Himi membalas senyum Desi, Desi mempercepat makannya, Himi heran kenapa Desi makan cepat sekali, tidak biasanya “kak Himi aku duluan ya“  Himi terkejut Desi begitu cepat menyelesaikan makannya  “cepat sekali, kamu mau kemana?“ Tanya Himi “ke kamar tamu, mau ngerjain PR yang belum selesai, besok sekolah“ jawab Desi santai, seolah dia sudah tau Himi akan menanyakan itu “bener..”  Tanya Himi menyelidik “bener“  jawab Desi sambil keluar dari ruang makan, Himi mempercepat makannya dan bergegas menyusul Desi sampai sampai lupa meminum susunya, “eh, Himi susunya diminum dulu“ mama hampir berteriak karna Himi sudah menjauh, Himi menepuk dahinya lalu kembali ke meja makan dan menyambar gelas berisi susu coklat tersebut, setelah habis, Himi kembali berlari menuju kamar tamu lantas saat sampai di sana Himi mengetuk pintu berwarna coklat tersebut, “Desi, Desi.. buka pintunya, aku juga mau belajar di kamar sama kamu”  Himi setengah berteriak memanggil Desi, tak lama kemudian Desi membuka pintu kamar dengan perlahan “iih… kakak bisa nggak sih , bicara pelan pelan aja , aku masih bisa dengar“  Desi menunjukkan ekspresi yang kalau dilihat, ih lebay deh  “Desi aku belajar sama kamu ya, di kamar tamu,” Himi berusaha menyelinap masuk ke kamar tamu, entah kenapa Desi menghalanginya masuk ke kamar tamu, Desi merentangkan tangannya, melarang Himi masuk “nggak boleh, kak Himi kan punya kamar sendiri, lagian walaupun sekolah kita sama tapikan kelasnya beda, aku adik kelas, kak Himi kakak kelas“  Desi berusaha memberikan alasan agar Himi tidak masuk kamar tamu “Desi kenapa sih dari tadi kamu nggak bolehin aku masuk, kamu harus jelasin sejelas jelasnya“ Himi mendelik, Desi hanya nyengir melihat Himi mendelik “ih, lebay deh“ Desi hanya acuh tak acuh terhadap pertanyaan Himi ”Desi …“  Himi tampaknya kesal dengan jawaban Desi  “oke oke aku jawab, aku hanya sedang tidak ingin diganggu dikarnakan aku harus belajar, besok ulangan mata pelajaran yang paling tidak kusukai yaitu bahasa inggris, apalagi ulangannya lisan, tau sendiri kan bahasa inggrisku amburadul, jadi persiapannya harus benar benar lebih dari biasanya“  Desi menjelaskan panjang lebar “beneran ya, awas kalau bohong“  Himi beranjak menjauh dari pintu kamar dengan perlahan lahan, Desi geleng geleng kepala melihat kakaknya yang sok penyelidik, menurutnya itu emm… apa ya… mungkin terlalu lebay baginya, mama dan papa Himi beranjak masuk ke dalam kamar tamu, entah mau ngapain mungkin membantu Desi belajar, kali ya, tapi yang tahu lebih pasti itu adalah Desi, mama dan papa Himi.
Himi menghentak hentakkan kakinya ke lantai kamarnya, lalu menjatuhkan diri di kamarnya, kayaknya Himi kesal banget ya, sampai wajahnya merengut gitu, padahal dia dikenal sebagai anak yang periang, Himi rasanya ingin menangis tapi tidak bisa karna rasanya kesal sekali, kenapa ya ?, inikan hari ulang tahunnya, nggak dirayakan, nggak dikasih ucapan selamat, yang dikasih cuman rasa kesal dan sebal, apa karna ia sudah besar jadi harus mandiri, Himi menggigit bibir dan akhirnya menangis sejadi jadinya, Himi mengambil tisu lalu membuka kacamatanya, gara gara menangis kacamatanya jadi buram, Himi menyeka matanya yang basah lalu mengenakan kembali kacamatanya, berjalan gontai menuju meja belajar miliknya, kamar bernuansa biru laut itu sangat hening, tak ada suara, bagaikan sebatang lilin redup di ruangan yang gelap, balik lagi ke Himi, apa yang akan dia lakukan, ooh... rupanya Himi kembali lagi menulis di buku diary miliknya, tapi sebuah masalah terjadi, kunci kotaknya hilang, Himi membolak balik buku buku di dalam tasnya, kuncinya tidak ada juga, Himi mengambil tas selempangnya, tidak ada juga “aduh, dimana kuncinya, kalau hilang aku tidak bisa buka buku diary “ Himi menggerutu karna tidak bisa menemukan kuncinya, Himi mencari cari di seluruh kamar, ternyata oh ternyata kunci itu ada di bawah tempat tidurnya “lho, kok bisa ada di bawah tempat tidur, bukannya tadi aku taruh di tas”  Himi kebingungan, lalu buru buru duduk lagi di tempat duduknya, setelah mengambil nafas panjang, Himi membuka kotak diary-nya, mengecek apakah tidak ada yang hilang atau tidak ada yang rusak, Himi lega karna tidak ada yang hilang dan rusak, Himi jadi malas menulis karna kejadian barusan, Himi melirik jam, pukul delapan, Himi memikirkan apa yang harus dilakukan, Himi baru ingat apa yang harus dia lakukan, shalat isya adalh pilihan yang tepat, Himi berjalan menuju kamar mandi dan segera berwudhu, setelah berwudhu Himi mengambil mukenanya dan mengerjakan shalat sendirian di kamar biru laut ini.
Kayaknya Himi terlampau bosan deh, sampai sampai ia lupa kalau ada PR, setelah pukul setengah sembilan Himi baru ingat sepertinya ada yang ia lupakan, setelah mengingat ingat Himi baru ingat kalau dia ada PR Matematika dan juga besok ada ulangan Bahasa Indonesia, wah padahal sudah pukul setengah sembilan, kalau Himi belajar sama mengerjakan PR, bisa bisa Himi begadang, karna Himi pasti belajar dengan tekun demi mendapat nilai sempurna, dan itu memakan waktu yang begitu lama, untuk satu mata pelajaran saja belajarnya bisa sampai satu setengah jam apalagi ditambah mengerjakan PR, daripada pusing memikirkan apa yang harus dilakukan, Himi cepat cepat mengambil tas sekolah miliknya, dan mengeluarkan buku PR dan buku Matematika, serta buku Bahasa Indonesia, TIME IS MONEY, itu yang ada di pikiran Himi, dia harus benar benar menghargai waktu, daripada ngelamun, coba tadi Himi belajar dan juga mengerjakan PR, Himi memang anak yang pandai namun ceroboh dan kurang teliti, Himi menarik nafas berkali kali dan mencoba tenang, Himi membuka buku PR dan juga buku Matematika, lalu dengan cepat tangannya meraih kotak pensil dan mengeluarkan pena, dengan cepat tangannya menulis soal dan jawaban, setelah selesai Himi melirik jam sekilas, pukul sepuluh malam, Himi membuka buku Bahasa Indonesia, dan mencari bab 3, setelah menemukan bab 3, Himi membacanya, Himi agak malas sebab ini adalah pelajaran yang paling tidak disukai olehnya, yaitu paragraph dan kalimat utama/kalimat khusus, lagi serius membaca, eh lampunya mati, Himi berdiri dari tempat duduknya, lalu meraba raba mencari senter, Himi baru ingat senternya kan ada di kamar tamu yang ditempati Desi, Himi berjalan pelan pelan menuju pintu dan menuruni tangga dengan hati hati, saat sampai di depan kamar Desi, Himi ragu ragu untuk mengetuk pintunya, karena takut Desi sudah tidur, tapi Desi pasti masih belajar, Himi mengetuk pintu kamar itu “ Desi, Desi… “  Himi setengah berteriak karena takut Desi tidak mendengarnya, tidak ada jawaban dan tidak ada yang membukakan pintu, Himi masuk ke dalam kamar tamu itu “Desi…”  Himi memanggilnya pelan pelan, gelap sekali, Himi merasa kamar ini lebih gelap dari kamarnya, Himi meraba raba mencari senter, lalu Himi menendang sebuah benda yang ringan, Himi memegangnya, bentuknya bulat, kalau ditekan dia kembali lagi ke bentuknya semula, benda apakah itu ?, saat Himi sedan memikirkan benda apa itu, tiba tiba lampunya hidup, karena silau, Himi menutup matanya mengunakan tangan, “ HAPPY BIRTHDAY HIMI “ sorakan Desi, mama dan papa Himi juga mbak Dian terdengar bersamaan dengan turunnya balon warna warni, mama dan papa Himi, Desi, dan juga mbak Dian bersama sama menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Himi benar benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Himi tidak percaya, orang orang yang disangkanya melupakan hari ulang tahunnya ternyata memberikan sebuah suprice untuknya, Himi memeluk semua orang yang ada di ruangan itu, orag orang yang disayanginya, Desi merangkul Himi dan berkata “aku nggak akan pernah lupa momen ini, momen yang paling istimewa, walaupun aku ini cuek, sebenarnya yang merencanakan ini adalah aku, seharusnya kakak berterima kasih kepadaku, tapi nggak apa apa, yang penting aku punya satu lagi tambahan koleksi album, ayo kita foto dulu, satu dua tiga cess…“  Desi membuat kenangan momem yang istimewa ini, setelah beberapa jepretan kamera, Desi member kode pada mbak Dian agar mengambil sesuatu, mbak Dian mengangguk, lalu keluar dari kamar tamu mengambil sesuatu, setelah beberapa saat mbak Dian kembali membawa kue ulang tahun bertuliskan HBD HIMI kue coklat itu diletakkan di atas meja, papa Himi menghidupkan lilin lalu menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Himi meniup lilinnya, lalu mengambil pisau disebelah kue dan memotong kuenya, suapan pertama untuk mamanya, suapan kedua untuk papanya, suapan ketiga untuk mbak Dian, lalu Himi menaruh piringnya kembali di atas meja, Desi merengut, ”oh iya lupa”  Himi menepuk dahinya, lalu mengambil lagi piringnya dan menyuapi Desi, setelah itu Desi pergi mengambil sesuatu dibalik meja, Himi memperhatikannya, lalu terkagum kagum melihat sesuatu yang dibawa Desi, boneka teddy bearwah! Terima kasih Desi” Himi menjulurkan tangan untuk mengambil boneka yang lumayan besar itu, sekarang giliran mama Himi, ternyata mama Himi memberikan sebuah tas selempang berwarna biru tua yang bergambar seorang anak perempuan, Himi menaruh boneka teddy bearnya, lalu mengambil hadiah dari mama, Himi melihat isi tasnya, isinya adalah… sebuah buku DIARY, wah, kayaknya koleksi buku diary punya Himi nambah satu lagi, “wah wah wah, kayaknya kak Himi punya banyak koleksi buku diary, bagi satu dong”  Desi cengar cengir melihat Himi dapat buku diary lagi, Himi hanya menjulurkan lidahnya melihat Desi menggodanya, sekarang Himi menatap papa, papa tersenyum dan memberikan sebuah tas gendong bermerek palo alto, merek kesukaannya, tas itu Himi terima dengan sukacita, lalu Himi menatap mbak Dian, Himi tidak berharap kado dari mbak Dian tapi hanya ucapan selamat, mbak Dian tersenyum lalu memberikan sebuah album yang berjudul Momen Terindah, Himi mengambilnya lalu mengucapkan terima kasih, Himi membuka album itu, dan mendapati foto foto kenangan saat ia berulang tahun, foto paling lucu ada di foto kelompok 6 tahun, saat difoto kelinci Himi lompat dari pelukannya, jadi foto itu kelihatan lucu, “wah kurang tuh nggak ada kelompok 9 tahun” Desi berkata sambil menyiapkan kamera, Himi bersiap siap untuk berfoto bersama, saat akan difoto Himi berkata “MALAM TERINDAH”.

Download CERPEN